Oleh: H. Solihin Panji
اَلْحَمْدُ للهِ , اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا اَنْ نَنْظُرَ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ. لِاَنَّ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا مَزْرَعَةٌ لِّزَادِ الْمَعَادِ.اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه يَهْدِيْ مَنْ يَّشآءُ اِلىَ دِيْنِ الصَّمَدِ. وَاَشْهَدُ اَنَّمُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه خَيْرُ دَاعٍ لِمَصَالِحِ الْعِبَادِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُه عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفى اَرْسَلَه اِلَى دَارِ الرَّشَادِ . سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَه بِإِحْسَانٍ اِلَى ي اْلمِيْعاَدِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَا اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ اْلكِرَامُ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ… وَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّإِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
Kaum Muslimin jamaah salat Jumat yang berbahagia…
Manusia, selaku makhluk Allah yang paling banyak menerima nikmat-Nya, telah sepantasnyalah bersyukur atas segala nikmat yang telah diterima, dan sebagai ungkapan rasa syukur itu marilah kita berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Jalla Jalaluhdengan berupaya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Oleh sebab itu, pada kesempatan mulia ini saya mengajak menelaah bagaimana Islam mengajarkan tentang “Membangun keluarga berkualitas”. Karena keluarga merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat, sehingga kondisi sebuah bangsaakan sangat dipengaruhi oleh kondisi elemen terkecil tersebut, yakni keluarga. Maka apabila kita ingin membangun tatanan masyarakat, membangun peradaban bangsa yang maju dan kokoh,pilihannya adalah dengan memulai dari membangun keluarga yang berkualitas.
Islam sangat mementingkan kualitas, daripada sekedar kuantitas. Jumlah yang banyak tapi tidak berkualitas akan sangat mudah dipatahkan oleh jumlah yang sedikit tapi berkualitas. Sejarah sudah banyak mencatat dan membuktikan hal tersebut. Bahkan Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan umatnya :
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا
“Kalian akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain, layaknya orang lapar memperebutkan makanan di hidangan“
وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ
“Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?”
بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ
beliaumenjawab: “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air.” [HR. Imam Abu Dawud dari Sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhu]
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sekaligus sebagai bagian dari umat Islam dunia, kita berharap keadaan seperti itu tidak terjadi pada masa ini dan generasi penerus kita. Untuk itu perlu ada upaya yang harus dilakukan, yaitu berpacu meningkatkan dan membangun keluarga yang berkualitas.
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan rumusan kepada kita tentang sendi-sendi keluarga yang berkualitas dalam perspektif Islam, berdasarkan hadis Imam Ad-Daruqutni dari Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu :
إِذَا اَرَادَ اللهُ بِأَهْلِ بَيتِ خَيرًا فَقَّهَهُمْ فِى الدِّيْنِ وَوَقَّرَ صَغِيرُهُمْ كَبِيرُهُم وَرَزَقَهُمُ الرِّفْقَ فِى مَعِيشَتِهِمْ وَالقَصْدِ فِى نَفَقَاتِهِمْ وَبَصَّرَ عُيُوبَهُمْ فَيَتُوبُوا مِنْهَا
Berdasarkan hadis di atas, Apabila Allah menghendaki kebaikan dalam suatu keluarga, maka ada lima indikator kebaikan dalam keluarga berkualitas tersebut, yaitu:
Pertama, (فَقَّهَهُمْ فِى الدِّيْنِ) mau belajar memahami dan menghayati ajaran agamanya
Agama merupakan pedoman yang Allah turunkan kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tanpa agama kehidupan rumah tangga akan mudah goyah, bahkan tak tentu arah. Sedikit saja ombak menerpa, maka bahtera rumah tangga mereka akan karam.
Namun, bagi anggota keluarga yang memahami ajaran agama, dipedomani dan diamalkan dalam hidup sehari hari. Mereka tahu apa yang harus dilakukan di saat ujian datang. Syukur dan sabar akan menghiasi kehidupan rumah tangga mereka. Ketika nikmat berlimpah mereka pandai bersyukur, dan ketika ditimpa musibah mereka mampu bersabar. Doa dan usaha tidak pernah terabaikan.
Kepatuhan istri kepada suami yang dilandasi agama akan mendapatkan imbalan pahala, kesungguhan suami mencari nafkah untuk anak istri yang didasari agama adalah puncak ibadahnya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran agama, Allah menjamin seluruh anggota keluarga mempunyai motivasi untuk memberikan kontribusi bermaknanya bagi peningkatan kualitas keluarganya.
Indikator kebaikan dalam keluarga berkualitasyang Kedua, (وَوَقَّرَ صَغِيرُهُمْ كَبِيرُهُم) yang muda menghormati yang tua
Dapat kita bayangkan dalam berumah tangga bila tidak ada penghormatan terhadap yang lebih tua dan tidak ada rasa sayang kepada yang lebih muda. Anak tidak hormat kepada orang tua, dan orang tua tidak sayang kepada anaknya, maka dapat dipastikan rumah tangga akan terasa bagaikan neraka di dunia.
Ketiga, (وَرَزَقَهُمُ الرِّفْقَ فِى مَعِيشَتِهِمْ) lembut dalam pergaulan
Kelembutan adalah karunia Allah yang besar, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallamberhasil melaksanakan tugas kerasulan beliau dengan kelembutan dan bukan dengan kekerasan, sebagaimana firman Allah swt:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”[Qur`an Surah Ali ’Imron ayat 159]
Begitu pula dalam rumah tangga, kelembutan akan menentukan keberhasilan dan keharmonisan membina keluarga yang berkualitas
Indikator kebaikan dalam keluarga berkualitas yang Keempat, (وَالقَصْدِ فِى نَفَقَاتِهِمْ) hemat dalam pembelanjaan
Pengertian hemat berbeda dengan pelit atau kikir, Allah tidak menyukai orang yang kikir dan bakhil, tapi Allah suka terhadap orang yang hemat yaitu orang yang membelanjakan harta sesuai dengan keperluan mereka, tidak boros atau pun mubadzir.
Maka, apabila pengeluaran keuangan suatu keluarga lebih banyak daripada penghasilan yang didapat, besar pasak dari pada tiang, maka dapat dipastikan akan sulit mendapatkan ketenangan yang didambakan dalam keluarga.
Dan Indikator kebaikan dalam keluarga berkualitasyangterakhir, Kelima, (وَبَصَّرَ عُيُوبَهُمْ فَيَتُوبُوا مِنْهَا) mau melakukan introspeksi diri
Pekerjaan yang paling berat adalah melihat kekurangan diri sendiri, sebagaimana kata pepatah; “semut di seberang lautan tampak, namun gajah di pelupuk mata tak tampak”. Suatu gambaran betapa sulitnya seseorang mengakui kelemahan diri sendiri tapi suka melihat kelemahan orang lain.
Dalam rumah tangga atau keluarga yang baik, seluruh anggota keluarga hendaklah mawas diri, Allah cenderungkan hatinya untuk selalu introspeksi diri, dengan demikian akan semakin berkualitas keluarga tersebut.
Kaum Muslimin rahimakumullah, mudah-mudahan lima spektrum kebaikan ini dapat kita terapkan dalam kehidupan rumah tangga, sehingga kita dikuatkan untuk membangun keluarga yang berkualitas, karena dengan keluarga yang berkualitas inilah akan jaya masyarakat, bangsa dan negara kita. Aamiin ya Mujibas Saa`iliin
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيِمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ ، أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَ اَسْتَغْفِرُالله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ ا اتَّقُوا الله. قال الله تعالى: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . وَقَالَ تَعَالَى: اِنَّ اللهَوَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيَائِكَ وَرَسُلِكَ وَمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ: اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِى، وَ عَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وتَابِعِى التَّابِعِيْنَ، لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ،اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا،اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيسِيَّا هَذَا خَاصَّةً، وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
H. Solihin Panji. Kepala KUI Labuhan Ratu, Lampung Timur