Ribuan Santri Demo di Polda DIY Tuntut Penusukan Santri dan Serukan Jogja Anti Miras
tribunjogja.com

Ribuan Santri Demo di Polda DIY Tuntut Penusukan Santri dan Serukan Jogja Anti Miras

Islamadina.org – Pada Selasa, 29 Oktober 2024, ribuan santri memadati Polda DIY guna melakukan demosntrasi besar-besaran menuntut pelaku penusukan santri sekaligus seruan untuk memberantas minuman keras (miras) di lingkungan Yogyakarta.

Demonstrasi ini berawal dari tragedi penusukan terhadap dua orang santri PP. Al-Munawir Krapyak di mana ribuan santri menuntut agar pelaku penusukan segera diadili oleh pihak yang berwajib.

Ribuan santri ini mayoritas berpakaian putih dan memadati Polda DIY. Massa juga menjajarkan diri di sebagian jalan Ring Road Utara depan Mapolda DIY. Aksi damai ini diawali dengan doa bersama oleh massa yang hadir.

Fenomena penusukan dua santri ini memang sangat memprihatinkan. Diduga, penusukan ini dilakukan oleh kalangan muda yang tak jelas apa motifnya, biasanya aksi-aksi kriminalitas mereka disebut sebagai klitih.

Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, Jogja dilanda oleh berbagai kasus kriminal yang dilakukan oleh kalangan remaja yang dikenal dengan aksi klitih. Aksi ini biasanya terjadi di jalanan di mana para pelaku kriminal “klitih” tidak memiliki motif yang jelas.

Jogja yang mulanya dikenal dengan kota pelajar dan budaya dengan menjunjung tinggi budi luhur dan sopan santun, rusak gara-gara perilaku klitih tidak bertanggung jawab. Ini menjadi PR besar bagi para penegak hukum yang ada di Yogyakarya.

Selain itu, aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan santri ini juga menuntut agar peredaran miras di wilayah Yogyakarta segera diberantas sampai ke akar-akarnya. Hal ini mengingat peredaran minuman keras sudah ada di taraf yang menghawatirkan.

Memang harus diakui bahwa Jogja memang terkenal dengan kota yang amat majemuk dan tentunya bebas, tetapi kebebasan itu tidak boleh dilakukan dalam konteks perilaku atau tindakan-tindakan yang tidak baik, seperti konsumsi alkohol yang dapat merugikan generasi muda.

Tuntutan terhadap penusukan santri dan seruan untuk memerangi miras menjadi dua agenda utama dalam demonstrasi besar ini. Boleh dibilang demo ini merupakan puncak dari banyaknya kasus kriminal dan penyebaran miras yang merajalela, sehingga warga Jogja, terutama umat Islam sangat resah dengan adanya berbagai kasus ini.

Tentu ini menjadi catatan penting bagi pemerintah dan penegak hukum untuk lebih intens dalam menjaga keamanan wilayah Yogyakarta. Mengingat, secara geografis, Yogyakarta merupakan kota yang relative kecil, sehingga upaya-upaya memerangi berbagai tindak kejahatan seharusnya tidak terlalu sulit.

Islamadina.org– News

Editor: Rohmatul Izad

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *