Sejarah Berdirinya NU di Lampung
pcnucilacap.com

Sejarah Berdirinya NU di Lampung

Asal-usul penyebaran dan pertumbuhan NU (Nahdlatul Ulama) di Lampung dapat dilacak melalui peristiwa Muktamar NU yang ke-3, yakni pada tahun 1928, dua tahun setelah NU berdiri secara resmi. Dalam Muktamar ke-3 ini NU menghasilkan keputusan penting dengan membentuk Lajnah Nasihin.

Mengutip sumber NU Online, tim yang bergabung dalam lembaga Lajnah Nasihin berjumlah sembilan orang, termasuk di dalamnya ada KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah, yang merupakan pendiri NU. Sejak terbentuknya lembaga tersebut, NU mulai masif disebarluaskan ke luar pulau Jawa, termasuk di antaranya ke daerah Lampung.

Ketika NU pertama kali didirikan di wilayah ini, Lampung belum merupakan sebuah provinsi, artinya Lampung ketika itu masih ikut bergabung dengan wilayah Sumatera bagian Selatan. Begitu pula saat NU masuk ke Lampung, Indonesia masih ada dalam kondisi penjajahan Belanda. Perlu dicatat bahwa Provinsi Lampung baru dibentuk oleh pemerintah Indonesia tahun 1964, jauh setelah negara ini merdeka.

Menurut Ila Fadilasari, penulis buku Sejarah dan Pertumbuhan NU di Lampung, awal mula berdirinya NU di wilayah ini sangat ditentukan oleh adanya jaringan ulama yang ada di antara wilayah Lampung dan Pulau Jawa, khususnya di Banten saat merintis berdirinya NU di Lampung. Mengingat, Organisasi NU di Banten telah lebih dulu berdiri, karena Banten sangat dekat dengan Lampung, cukup dengan menyeberang selat Sunda. Banten menjadi kunci bagi penyebaran NU secara masif di Lampung.

Pendirian NU di Lampung pada tahun 1930-an juga tidak bisa dilepaskan dari mandat yang diberikan oleh KH. Hasyim Asy’ari yang mengutus muridnya, Kiai Fadil Amin, untuk mendirikan NU di Lampung.

Menurut catatan sejarah, NU pertama kali berdiri di Lampung terletak di wilayah Tanjung Raja, Lampung Utara. Wilayah ini merupakan kampung halaman Kiai Fadil Amin. Kira-kira pada tahun 1930-an, ketika Kiai Fadil hendak boyong dari pondok, ia langsung diminta oleh Kiai Hasyim untuk mendirikan NU di sana. Akhirnya, Tanjung Jaya menjadi cikal bakal lahirnya NU di provinsi tersebut. Meski demikian, Kiai Fadil tidak masuk ke jajaran kepengurusan NU. Para tokoh dan ulama setempatlah yang menjadi pengurus dalam jajaran struktur kepengurusan organisasi.

Lalu bagaimana NU bisa tersebar luas sampai ke seluruh wilayah Lampung? Ini tidak bisa dilepaskan dari jaringan ulama yang ada di Banten. Ketika para ulama dari Banten banyak yang menyebarkan Islam berpaham Ahlissunnah Waljamaah di Lampung, paham yang diajarkan oleh ulama-ulama Banten ini sangat cocok dengan apa yang diamalkan NU, sehingga NU secara cepat dapat tersebar hingga ke seluruh Lampung.

Dalam penuturan Ila, model kepengurusan NU di era-era awal sangat berbeda dengan yang ada sekarang, di mana cabang-cabangnya tidak berbasis di kabupaten. Pada mulanya, hanya ada enam cabang NU, yakni di Tanjung Raja, Menggala, Krui, Sukadana, dan Teluk Betung. Hingga tahun 1986, cabang NU yang tersebar di Lampung berjumlah lima belas, padahal hanya ada tiga kabupaten dan satu kota madya kala itu.

Sekarang, NU di Lampung telah tersebar secara merata dan kepengurusan NU telah tertata secara sistemasis mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga sampai ranting yang paling bawah. Dapat dikatakan, organisasi NU adalah yang paling besar di wilayah ini. Lampung juga menjadi wilayah yang basis pesantrennya sangat kuat. Ada begitu banyak pesantren di Lampung, pendirian pesantren tersebut tidak bisa dilepaskan dari adanya mayoritas keanggotaan warganya yang sangat banyak mengikuti NU.

Basis NU yang begitu kuat di Lampung juga dipengaruhi oleh banyaknya santri yang mondok di daerah Jawa Timur, di mana wilayah Jawa Timur merupakan pusat organisasi NU. Sepulangnya dari pondok, mereka banyak yang mendirikan pesantren dan mengamalkan ajaran-ajaran khas NU sehingga mempengaruhi umat Islam setempat.

Perlu dicatat bahwa keberadaan Suku Jawa yang menjadi mayoritas penduduk Lampung juga sangat mempengaruhi eksistensi penyeberan NU di Lampung. Mengingat, Islam santri banyak yang berasal dari kalangan Jawa, dan secara tradisional, amaliyah-amaliyah NU banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa, sehingga keberadaan Jawa yang tersebar luas di daerah Lampung membuat organisasi NU makin paten dan kuat.

Tidak bisa dipungkiri bahwa basis NU terdapat di pesantren-pesantren yang tersebar luas di penjuru Lampung, basis pesantren ini juga banyak didominasi oleh suku Jawa, kendati berbagai suku lainnya, seperti suku Lampung asli, juga banyak. Ini menegaskan bahwa eksistensi NU di Lampung lebih banyak diperkuat oleh jaringan keulamaan dan keilmuan yang berasal dari Jawa Timur yang merupakan basis utama NU di Indonesia.

Sumber. NU Online

1 Comment

  1. perlu dimasifkan disekolah dan pesantren, supaya lebih faham tentang islam di Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *