Asal-usul Konflik Iran-Isreal
cnbcindonesia.com

Asal-usul Konflik Iran-Isreal

Permulaan perseturan dan konflik antara Iran dan Israel dapat dilacak sejak tahun 1979, yakni ketika terjadi Revolusi Iran yang dipimpin oleh Imam Besar Khomeini. Sebelumnya, Iran adalah negara sekuler yang dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi.

Sebelum tahun 1979, Iran adalah negara yang membangun hubungan baik dengan Israel. Hal ini salah satu faktornya karena Iran merupakan negara sekuler yang juga berkawan baik dengan Amerika. Dalam hal kerjasama internasional, Iran dan Israel adalah dua negara yang memiliki hubungan baik.

Tetapi, semua itu berubah ketika Revolusi Iran pecah pada 1979, di mana Iran ketika itu memproklamirkan diri sebagai negara Islam, yakni Negara Republik Islam Iran. Perubahan haluan ideologi negara ini juga mempengaruhi sikap politik Iran terhadap hubungan politik luar negeri, terkhusus bagaimana hubungannya dengan Isreal.

Sejak 1979 itulah, Iran mulai menganggap Israel sebagai musuh dan memutus semua hubungan antar dua negara. Hal inilah yang menjadi titik awal konflik Iran dan Isreal, di mana sejak 1979 Iran secara meyakinkan mendukung perjuangan negara Palestina dan bertujuan untuk menghancurkan Israel.

Setelah 1979, Iran mulai membangun kekuatan politik di negara-negara Timur Tengah, seperti di Suriah dan Lebanon. Kekuatan politik yang dibangun di luar negeri ini bertujuan untuk memperluas kekuasaan Iran, terutama untuk membela negara-negara Islam lainnya atas nama perjuangan Islam.

Iran sendiri merupakan salah negara yang memiliki kekuatan militer terbaik di dunia, menurut berbagai sumber, kekuatan militer Iran ada di posisi 14 dari total 140 negara, posisi ini lebih tinggi ketimbang Israel yang ada di peringkat ke-17. Artinya, bila kekuatan militer Iran dan Israel ini diadu, maka bisa dipastikan Iran akan menang. Meski begitu, Israel sendiri tidaklah sendirian. Ia adalah negara yang kekuatan militernya banyak didukung oleh Amerika Serikat.

Dukungan Amerika terhadap Israel juga bersifat mutlak. Sebab, Amerika sendiri menjadikan Israel sebagai alat untuk menguasai Timur Tengah. Sehingga kedua negara ini terus menjalin kerjasama, baik di bidang politik, ekonomi, maupun militer.

Bila kita melihat konflik Iran dan Israel yang terjadi baru-baru ini, di mana kedua negara ini saling serang, kita bisa memastikan bahwa ini adalah konflik yang sebenarnya telah berlangsung lama. Namun puncaknya baru terjadi pada tahun 2024 ini.

Kita berharap bahwa konflik ini tidak makin luas dan melebar. Sebab, yang akan dirugikan adalah umat Islam itu sendiri. Sudah ada puluhan ribu rakyat Palestina yang meninggal akibat serangan Israel terhadap Palestina dalam setahun terakhir, bila konflik ini terus dilanjutkan antara Iran dan Israel, maka tentu saja peperangan yang lebih luas dan mengerikan sudah ada di depan mata.

Islamadina.org – News

Editor: Rohmatul Izad

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *